Tren Parenting Di Indonesia, Khawatir Anak Tidak Sopan
Tren Parenting Di Indonesia, Khawatir Anak Tidak Sopan

Tren Parenting Di Indonesia, Khawatir Anak Tidak Sopan

Tren Parenting Di Indonesia, Khawatir Anak Tidak Sopan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Tren Parenting Di Indonesia, Khawatir Anak Tidak Sopan
Tren Parenting Di Indonesia, Khawatir Anak Tidak Sopan

Tren Parenting Di Indonesia Berikut Ini Cukup Sering Di Bahas Terutama Kekhawatiran Orangtua Bagaimana Anaknya Bersikap. Menjadi orangtua adalah sebuah proses yang kompleks dan sarat makna. Pasalnya menjadi orangtua berarti melibatkan berbagai dinamika emosional serta tanggung jawab besar dalam mendidik anak. Peran ini bukan hanya membawa sukacita. Tentunya peran ini juga menuntut pembelajaran yang terus-menerus dan kesiapan menghadapi beragam hambatan. Dalam menjalani peran sebagai pengasuh utama bagi anak, setiap orangtua pasti memiliki metode pengasuhan yang unik. Gaya dalam membimbing dan mendidik anak-anak ini umumnya tidak lepas dari pengaruh latar belakang sosial-budaya, pandangan hidup, serta tuntutan masyarakat yang terus berkembang. Cara seseorang membesarkan anak biasanya di tentukan oleh nilai-nilai yang di anut dalam keluarga. Kemudian cara ini biasanya juga di pengaruhi oleh norma yang berlaku dan pengaruh teknologi dan informasi.

Dalam rangka memahami lebih dalam mengenai bagaimana para orangtua di Indonesia menjalankan peran mereka, sebuah studi berbasis survei di lakukan oleh Jakpat, sebuah wadah survei digital yang memungkinkan masyarakat untuk turut serta menyampaikan opini mereka. Melalui survei ini, Jakpat berhasil mengumpulkan data dari 983 partisipan. Tujuan utama dari pengumpulan data tersebut adalah untuk mengidentifikasi kecenderungan dalam pengasuhan anak yang berkembang di Indonesia pada tahun 2025. Platform tersebut memfasilitasi partisipasi masyarakat luas agar bisa turut menyuarakan pengalaman mereka terhadap pola pengasuhan yang berlaku saat ini.

Hasil dari survei tersebut memberikan gambaran tentang bagaimana pola pikir orangtua masa kini terbentuk. Kemudian hasil survei ini juga meliputi apa saja faktor yang memengaruhi cara mereka merawat serta membimbing anak-anaknya. Data ini juga mencerminkan adanya pergeseran dalam praktik pengasuhan seiring waktu. Khususnya ketika mempertimbangkan perkembangan teknologi dan perubahan pola hidup modern. Dengan demikian, menjadi orangtua bukan hanya tentang mencintai anak, tetapi juga bagaimana seseorang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman yang semakin kompleks.

Tren Parenting Dengan Persiapan Sebelum Memiliki Anak

Tren Parenting Dengan Persiapan Sebelum Memiliki Anak sering di terapkan di masa kini. Persiapan yang matang sebelum memutuskan untuk memiliki anak merupakan langkah penting yang berdampak besar terhadap kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Langkah ini berperan penting dalam menentukan kualitas kehidupan rumah tangga. Baik dari aspek jasmani, psikis, perasaan, hingga kondisi ekonomi. Mempersiapkan diri dalam berbagai dimensi sebelum menyambut kehadiran anak dapat membantu orangtua menjalani perannya dengan lebih mantap dan penuh kesadaran. Menyadari urgensi tersebut, Jakpat telah melakukan pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pandangan publik mengenai persiapan dalam memasuki fase menjadi orangtua.

Berdasarkan hasil survei yang mereka himpun, sebanyak 81 persen peserta menyampaikan bahwa kesiapan dalam aspek keuangan menjadi faktor yang paling mendesak untuk di persiapkan sebelum memasuki fase sebagai ayah atau ibu. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden menilai stabilitas ekonomi sebagai landasan utama untuk menjamin kehidupan anak dan keluarga yang berkelanjutan. Selain itu, lebih dari 70 persen responden juga menyoroti pentingnya kesiapan psikologis dan wawasan mengenai metode pengasuhan serta pendidikan anak. Kemudian ketangguhan emosional sebagai elemen fundamental dalam menghadapi tanggung jawab sebagai orangtua juga cukup di soroti.

Dalam laporan hasil survei tersebut, Septiana Widi Sugiastuti selaku pemimpin riset di Jakpat menjelaskan bahwa keseimbangan perasaan orangtua menjadi komponen yang tidak kalah penting dalam membesarkan anak. Ia menyampaikan bahwa sebanyak 72 persen responden menganggap bahwa kestabilan emosi harus di prioritaskan. Septiana juga mengungkapkan bahwa suasana batin serta reaksi emosional dari orangtua memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Paalnya anak-anak secara alamiah menyerap atmosfer psikologis yang tercipta di lingkungan terdekat mereka. Hal ini terutama dari perilaku dan respons emosional orangtuanya.

Tantangan Sebagai Orang Tua

Menjalani peran sebagai orangtua bukanlah hal yang mudah. Peran sebagai orangtua juga merupakan sebuah tanggung jawab besar yang penuh liku dan beragam Tantangan Sebagai Orang Tua dari segi emosional maupun fisik. Meskipun banyak orang mendambakan kehadiran anak dalam kehidupan mereka, ternyata motivasi di balik keputusan tersebut sangat beragam. Motivasi ini juga sering kali di pengaruhi oleh norma sosial dan nilai-nilai budaya yang melekat dalam masyarakat. Berdasarkan data yang di himpun dari survei yang dil aksanakan oleh Jakpat, alasan paling dominan yang mendorong seseorang untuk memiliki keturunan adalah keinginan untuk melanjutkan garis keluarga. Keinginan ini di ungkapkan oleh 66 persen responden.

Selain itu, sebanyak 63 persen responden berpendapat bahwa kehadiran anak di yakini dapat menyempurnakan struktur keluarga secara keseluruhan. Khususnya pada kelompok Generasi X, sekitar 62 persen dari mereka meyakini bahwa kehadiran anak justru dapat menjadi jalan datangnya rezeki. Fakta inilah yang menandakan adanya kepercayaan bahwa anak membawa berkah tersendiri dalam rumah tangga.

Namun, ketika mereka benar-benar memasuki peran sebagai ayah atau ibu, realitas yang mereka hadapi tidak selalu seindah yang di bayangkan. Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa tiga dari lima ibu merasa bahwa tanggung jawab sebagai orangtua cukup menguras tenaga dan menantang secara mental. Perempuan yang menjalankan peran sebagai ibu cenderung lebih sering menghadapi kelelahan serta tekanan emosional dibandingkan dengan pasangannya. Dalam hal beban psikologis, para ibu lebih rentan mengalami stres akibat tanggung jawab pengasuhan sehari-hari yang cenderung berat dan berkelanjutan. Sebaliknya, persepsi para ayah terhadap peran sebagai orangtua cenderung lebih positif. Satu dari empat ayah menyampaikan bahwa menjalani peran sebagai orangtua terasa ringan.

Kekhawatiran Orangtua

Kekhawatiran Orangtua terhadap perkembangan dan perilaku anak-anak mereka merupakan hal yang wajar. Rasa cemas ini juga menjadi bagian tak terpisahkan dari peran sebagai pengasuh. Dalam konteks kehidupan modern yang di penuhi berbagai tantangan sosial dan digital, kekhawatiran orangtua tidak lagi hanya berfokus pada capaian akademik semata. Kecemasan orangtua telah meluas hingga mencakup aspek moral, etika, serta keamanan sosial anak-anak mereka. Berdasarkan data yang di kumpulkan melalui survei oleh platform Jakpat, terungkap bahwa sebanyak 94 persen orangtua merasa waswas jika anak mereka tumbuh menjadi individu yang kurang beretika. Terlebih jika anak tidak memiliki sopan santun dalam bersosialisasi.

Selain itu, lebih dari 90 persen responden juga menyatakan kegelisahan mereka apabila anak mereka terlibat dalam tindakan perundungan. Baik sebagai pihak yang menjadi sasaran maupun sebagai pelaku. Kekhawatiran akan keterlibatan anak dalam bullying ini bahkan melebihi rasa cemas terhadap persoalan akademik. Misalnya seperti risiko tidak naik kelas atau gagal dalam ujian, yang hanya di sebutkan oleh 77 persen dari jumlah keseluruhan partisipan. Fakta ini mencerminkan bahwa sebagian besar orangtua saat ini lebih memprioritaskan kesehatan sosial dan emosional anak-anak daripada sekadar prestasi di bidang pendidikan formal.

Septiana Widi Sugiastuti, selaku kepala riset di Jakpat, menyampaikan bahwa hasil survei memperlihatkan kesamaan kecemasan lintas generasi. Kecemasan ini berkaitan dengan isu-isu sosial yang di hadapi oleh anak-anak di masa kini. Ia menuturkan bahwa para orangtua dari berbagai kelompok usia tampak memiliki perhatian serupa terhadap permasalahan. Misalnya seperti perundungan maupun konflik antar anak. Menurutnya, kesadaran orangtua terhadap bahaya yang mengintai anak-anak di lingkungan sosial maupun dunia maya seharusnya semakin meningkat.

Beberapa Tren Parenting berikut ini cukup sering di terapkan oleh orangtua di masa kini. Zaman mungkin sudah berubah, namun mendidik anak dengan cara yang baik dapat kita lakukan dengan menerapkan Tren Parenting.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait