Darius Sinathrya Bagikan Tips Cara Ayah Didik Anak Perempuan
Darius Sinathrya Membagikan Tujuh Prinsip Penting Yang Perlu Dipegang Oleh Setiap Ayah Dalam Mendidik Anak Perempuannya. Melalui akun TikTok bersama sang istri, Donna Agnesia, pasangan selebritas ini menyampaikan pandangannya tentang peran ayah yang sehat dan bijak. Dalam video yang viral itu, mereka mengulas berbagai sikap yang sebaiknya dihindari oleh seorang ayah demi menciptakan hubungan yang harmonis dan penuh rasa saling menghargai.
Peran ayah dalam membentuk karakter dan kesehatan mental anak perempuan semakin menjadi sorotan penting. Menurut psikolog keluarga, dr. Rose Mini Agoes Salim, sosok ayah memiliki peran penting sebagai gambaran awal bagi anak perempuan dalam mengenal karakter laki-laki dan menetapkan standar hubungan yang sehat.Ayah yang penuh empati, sabar, dan menghargai perempuan akan membentuk anak yang lebih percaya diri dan stabil secara emosional.
Menyadari pentingnya peran ayah, Darius Sinathrya tidak hanya berbagi dari pengalamannya sebagai ayah tiga anak. Ia juga menekankan nilai-nilai seperti kesetaraan, kejujuran, dan keterbukaan dalam keluarga. Bersama sang istri, Donna Agnesia, mereka membahas hal-hal yang sering dianggap sepele namun berdampak besar terhadap tumbuh kembang anak perempuan. Darius menyampaikan bahwa menghormati istri, tidak menjadikan perempuan sebagai bahan lelucon, serta menepati janji di depan anak adalah wujud nyata pendidikan karakter. Lewat konten mereka, pasangan ini mendorong para orang tua terutama ayah untuk lebih introspektif. Mereka diajak aktif membangun kedekatan emosional yang sehat demi menciptakan lingkungan tumbuh yang positif bagi anak
Tujuh Sikap Yang Perlu Dihindari Oleh Ayah Ketika Mendidik Anak Perempuan
Tujuh Sikap Yang Perlu Dihindari Oleh Ayah Ketika Mendidik Anak Perempuan menjadi inti dari pesan reflektif yang disampaikan oleh pasangan publik figur Darius Sinathrya dan Donna Agnesia. Video pendek tersebut dibagikan melalui akun media sosial mereka, @darius_sinathrya dan @dagnesia, dan langsung menarik perhatian karena menyentuh aspek-aspek penting dalam pola asuh ayah terhadap anak perempuan. Darius mengawali dengan menekankan pentingnya menunjukkan rasa hormat kepada pasangan di hadapan anak. Ketika seorang ayah bersikap merendahkan atau berbicara kasar kepada ibu, anak perempuan secara tidak sadar akan belajar bahwa perempuan boleh diperlakukan tidak adil, dan ini dapat membentuk persepsi negatif terhadap relasi gender.
Donna turut menyoroti kebiasaan yang tampak sepele tetapi berdampak besar: mengomentari bentuk tubuh perempuan. Ucapan seperti “kok makin besar badannya?” mungkin dilontarkan tanpa maksud buruk, namun bisa melukai harga diri anak perempuan yang sedang tumbuh. Terutama saat masa pubertas, komentar ini bisa mengikis kepercayaan diri dan menciptakan citra tubuh negatif yang melekat hingga dewasa.
Lebih lanjut, Darius dan Donna juga mengajak para ayah untuk hadir secara emosional. Mengabaikan perasaan anak, menutup diri dari komunikasi, atau menjadikan perempuan sebagai bahan lelucon hanya akan menciptakan jarak psikologis. Demikian pula dengan sikap mudah meledak saat marah atau sering berbohong di hadapan anak, hal ini justru menggerus kepercayaan dan menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi anak untuk terbuka.
Dengan menyadari dan menghindari tujuh sikap tersebut, ayah dapat menjadi panutan yang lembut sekaligus tegas. Ketujuh sikap itu meliputi tidak menghormati istri, mengomentari tubuh, mengabaikan perasaan, bercanda tidak pantas, meledak-ledak, berbohong, dan menutup diri. Sikap-sikap ini jika terus dilakukan, bisa menghambat tumbuh kembang emosional anak perempuan. Sebaliknya, pola asuh yang penuh empati dan keteladanan akan membantu anak tumbuh dengan rasa hormat terhadap dirinya sendiri. Anak juga akan lebih siap membangun hubungan yang sehat dan setara di masa depan.
Pemahaman Lebih Lanjut Tentang Peran Ayah Menurut Darius Sinathrya
Pemahaman Lebih Lanjut Tentang Peran Ayah Menurut Darius Sinathrya menjadi salah satu sorotan penting dalam wacana pengasuhan modern. Dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya anak perempuan, kehadiran ayah bukan sekadar simbol otoritas, tetapi juga sebagai pendamping emosional yang berperan aktif dalam kehidupan sehari-hari. Ayah yang mampu menunjukkan kasih sayang, kejujuran, dan kehadiran yang konsisten akan memberikan rasa aman dan memperkuat kepercayaan diri anak. Ini menjadi dasar dalam membangun karakter yang tangguh dan penuh empati.
Berdasarkan laporan dari American Psychological Association (APA), anak perempuan yang memiliki hubungan emosional yang kuat dengan ayahnya cenderung lebih percaya diri, mandiri, serta mampu menjalin hubungan sosial yang sehat. Mereka lebih siap menghadapi tantangan, menetapkan batasan dalam relasi interpersonal, dan menunjukkan empati terhadap orang lain. Relasi positif dengan ayah juga membantu anak perempuan membentuk pandangan yang lebih realistis dan sehat terhadap peran laki-laki dalam hidup mereka, termasuk dalam pertemanan maupun hubungan romantis.
Nilai-nilai ini sejalan dengan pandangan yang dibagikan oleh Darius Sinathrya. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan bahwa seorang ayah harus hadir secara utuh, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosional. Ia mencontohkan bagaimana menepati janji kecil atau memperlakukan ibu dengan penuh hormat dapat menjadi pembelajaran nyata bagi anak. Darius juga mengajak para ayah untuk tidak ragu membuka ruang diskusi tentang emosi. Menurutnya, anak membutuhkan figur yang bisa mendengar tanpa menghakimi. Dengan cara inilah, seorang ayah dapat menjadi tempat pulang terbaik bagi anak. Baik dalam suka maupun duka, seperti yang dicontohkan oleh Darius Sinathrya.
Dampak Positif dari Pendidikan Ayah Yang Sadar Emosi
Dampak Positif Dari Pendidikan Ayah Yang Sadar Emosi semakin mendapat perhatian dalam diskusi seputar pola asuh anak modern. Peran ayah tidak lagi dipahami hanya sebagai pencari nafkah atau figur otoritas. Ayah juga berperan sebagai sosok yang hadir secara emosional dalam kehidupan anak. Ketika ayah mampu mengelola emosi dan merespons dengan empati, anak terutama perempuan akan merasa lebih aman dan dihargai. Rasa aman ini menjadi pondasi kuat bagi kepercayaan diri dan kestabilan emosi anak. Hal ini sangat berguna saat anak menghadapi tantangan di masa remaja maupun dewasa.
Pola komunikasi yang terbuka adalah kunci utama dalam relasi ayah dan anak. Darius Sinathrya dan Donna Agnesia menunjukkan hal ini dalam cara mereka membesarkan anak. Kedekatan emosional dibangun dari percakapan jujur dan saling menghargai setiap hari. Anak yang merasa bisa bercerita tanpa takut dihakimi cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Mereka belajar mengekspresikan emosi secara sehat. Peran ayah membantu anak memahami bahwa menjadi rentan bukan kelemahan, tetapi keberanian mengenali diri.
Keberanian figur publik seperti Darius dalam membagikan pengalaman sebagai ayah patut diapresiasi. Di tengah budaya yang menuntut ayah bersikap keras, kehadiran Darius membuka jalan perubahan. Ia menunjukkan bahwa menjadi ayah penuh kasih bukan tanda kelemahan. Justru inilah bentuk kekuatan dalam membentuk generasi yang peduli dan sehat secara psikologis Perubahan besar dalam masyarakat bisa dimulai dari rumah, dari kehadiran seorang ayah yang sadar perannya, seperti Darius Sinathrya.